Sabtu, 22 November 2008

Minggu, 09 November 2008

poetry

waktu itoe
Jangan salah kan waktuBila ber lalu cepat
jangan kau benci haribila meninggalkan mu
jangan kau usik hari ku
akan kepergian mu
akan keangkuhanmu yang tak mampu
aku luluhkan
aku padamkan bila mentari esok datangkan
ku tanyakan keberadaan mu
kan kucari singgasana mu
agar ku mampu rebut tahta mu
duduki singgasanamu yg indah itu

dy belom balas

hikz
masih lom dibalas y
pdhal udh dtunggu lho
hikz suakkkkkkkkkkkkit

Selasa, 04 November 2008

udah baca lom?

The Da Vinci Code" Adalah Buku Fiksi Murni

he Da Vinci Code" (DVC) merupakan sebuah buku fiksi murni, dan bukan fiksi historikal. Penulis buku itu, Dan Brown, sesungguhnya tidak membaca Alkitab, sementara ia selalu memulai bukunya dengan mengatakan, "Fakta...semua deskripsi dalam dokumen, dokumen adalah akurat." Buku tersebut ditulis berdasarkan dugaan dan dilakukan dengan menerka-nerka. Halaman fakta yang terdapat pada buku DVC menciptakan impresi yang salah, karena buku tersebut terdengar seperti dibuat berdasarkan penelitian sejarah.
Hal ini ditegaskan oleh Prof Ben Witherington III, PhD, dari Amerika Serikat, pakar studi Biblika yang terlibat langsung dengan naskah-naskah kuno dan temuan-temuan arkeologis dalam lingkup Perjanjian Baru, di Jakarta, baru-baru ini. Dia sekaligus memperlihatkan buku berjudul "The Gospel Code", buku yang ditulisnya sebagai respons dari kesalahan-kesalahan yang tertulis dalam buku DVC. Ben yang menerima gelar sebagai Profesor Interpretasi Perjanjian Baru di Asbury Theological Seminary, Wilmore, Kentucky, Amerika Serikat, khusus datang untuk menyampaikan kebenaran dan menjawab kebutuhan komunitas Kristen di Indonesia akan kebenaran Injil.
Ben berbicara, masing-masing dalam seminar akademis bertema "The Origins and Nature of Earliest Christianity and Its Scriptures" dan seminar publik bertema "Secret Gospels and Jesus Inner Circle, Membongkar Injil yang Bukan PB dan Yesus yang Bukan Kristus". Kedua seminar ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan, baik itu dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi dari berbagai denominasi, para pelayan gereja dan pendeta, organisasi, persekutuan dan yayasan Kristen, maupun anggota jemaat gereja.
Menurut Ben, bukan hal yang mengejutkan lagi bahwa thriller yang terkonstruksi dengan baik, dan ditulis pada zaman penyebaran kitab di tengah buta huruf dan ketidak-pedulian terhadap kekristenan, dapat menjadi sebuah pengaruh. Dan Brown, katanya lagi, memiliki beberapa formula dalam usaha menggoyahkan iman para pembacanya, yaitu, menciptakan teori konspirasi, melibatkan Gereja Katolik, dan berfokus pada rahasia-rahasia yang baru terungkap.
Tanda Zaman
Seperti tertulis dalam kitab Wahyu, mendekati kedatangan Yesus untuk kedua kalinya ke dunia, manusia akan mengalami banyak tanda-tanda. Tanda akhir zaman pun termasuk apa yang akhir-akhir ini sering terjadi, yaitu munculnya berbagai macam penemuan baru tentang Kristus. Penemuan-penemuan tersebut, tak pelak menimbulkan berbagai keraguan di dalam tubuh umat Kristiani sendiri.
Penemuan-penemuan seperti Injil Thomas, Injil Yudas, dan beberapa penafsiran yang salah yang dimasukkan dalam buku terlaris karya Dan Brown, DVC, adalah contoh penemuan yang mengundang perdebatan sengit atas kebenarannya. Merespons kenyataan tersebut, Persekutuan Kristen antaruniversitas (Perkantas), berinisiatif mengundang pakar kitab Perjanjian Baru Prof Ben Witherington III, PhD yang diharapkan dapat memberikan fakta dan kajian ilmiah mereka atas berbagai naskah atau penemuan yang mengundang kontroversi tersebut. Ben dikenal sebagai penulis buku What Have They Done with Jesus, The Gospel Code dan 30 judul buku lainnya. Ia juga mantan pengajar Perjanjian Baru di Ashland Theological Seminary, Vanderbilt University, Duke Devinity School, dan Gordon-Conwel Theological Seminary.
Menurut panitia pengarah, Pdt Mangapul Sagala, seminar yang diberi nama Sola Scriptura itu merupakan Studi Biblika yang diadakan setiap setahun sekali. Rangkaian kegiatan seminar tersebut bersifat interdenominasi atau terbuka baik bagi seluruh komunitas Kristen maupun non-Kristen. Menurutnya, Sola Scriptura akan mengisi kebutuhan komunitas Kristen untuk mengkaji keabsahan informasi baru sekitar Alkitab, dan diharapkan dapat membuat masyarakat Kristen memahami prinsip memilah informasi yang ditawarkan melalui berbagai sumber, khususnya media massa. Karena media adalah sebuah sarana informasi yang sangat berpengaruh.
Penyelenggara seminar yang dipanitiai oleh Perkantas ini mendapatkan dukungan dari 3 persekutuan besar, yaitu Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-Gereja Tionghoa di Indonesia (PGTI), dan Persekutuan Sekolah-Sekolah Teologia Indonesia (Persetia).
Injil Gnostik
Selanjutnya, menurut Ben, tokoh heroik yang diciptakan oleh Brown, yaitu Robert Langdon, menekankan bahwa setiap kepercayaan di dunia ini berdasarkan sesuatu yang dibuat-buat, atau pemalsuan. Kemudian ia juga medefinisikan iman sebagai sesuatu yang diimajinasikan benar dan tidak dapat dibuktikan. Dan Brown juga berpendapat bahwa setiap agama mendeskripsikan Tuhannya melalui perumpamaan dan kiasan yang cenderung melebih-lebihkan. "Pernyataan-pernyataan tersebut mengarah kepada interpretasi atau fakta yang salah," tegas Ben.
Ben mengindikasikan, sepertinya Brown tidak sadar bahwa "fakta" yang ia tulis di bukunya mengarah kepada Injil Gnostik. Ben mengatakan, sifat protagonis Brown disebut Injil Gnostik, atau yang berarti "pengetahuan". Atau dengan kata lain, Injil Gnostik adalah Injil yang tidak diperbaharui dan tidak berubah.
Namun, Injil Gnostik semakin sulit dipahami dan tidak bisa dimungkiri bahwa semakin sedikit orang Yahudi mempercayai Injil, semakin sedikit pula yang merefleksikan tahap awal dari tradisi sebuah Injil. Brown mengacaukan perspektif teologis yang ditemukan dalam Gnosticism dengan paganism atau kepercayaan dan amal para ateis.
Menurut Ben, Gnostik juga memisahkan dan membedakan antara Tuhan yang membuat isi semesta ini dengan Tuhan sebagai Roh. Ditekankan, keselamatan adalah tentang apa yang Anda ketahui, bukan siapa yang Anda tahu. Dia juga memaparkan tujuh kesalahan fatal yang terdapat dalam buku DVC, di antaranya, mengenai pernyataan bahwa empat Injil yang di- akui oleh gereja diambil dari 80 Injil, di mana sisanya disembunyikan. "Tidak ada 80 Injil, bahkan kalaupun dihitung dengan Injil palsu. Tidak satu pun dari Injil yang diakui gereja termasuk di dalamnya," tegasnya.
Pada buku DVC halaman 243-Bab 49, dikatakan bahwa Yesus telah menikah dengan Maria Magdalena. Faktanya, dalam Perjanjian Baru sama sekali tidak pernah tertulis tentang hubungan spesial antara Yesus dan Maria Magdalena.
Dari seminar tersebut, Ben mengharapkan dapat menjadikan umat Kristen di Indonesia dewasa, dapat memilah segala informasi, dan tidak mudah terpengaruh apalagi terguncang. [WWH/R-8]

Wajib Dibaca


The Secret: Mukjizat Berpikir Positif
Judul Buku: The Secret
Pengarang: Rhonda Byrne
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Jumlah halaman:
Penulis Resensi: Is Mujiarso
Mengapa 1 % populasi menghasilkan sekitar 96 % uang yang pernah dihasilkan? Apakah menurut Anda ini hanya kebetulan? Ini dirancang sedemikian rupa. Mereka mengerti sesuatu. Mereka mengerti Rahasia, dan sekarang Anda sedang diperkenalkan dengan rahasia ini.
Kutipan di atas mungkin terdengar bombastis. Tapi, apakah Anda sudah siap --untuk mengetahui sebuah rahasia?
Buku ini berjudul The Secret, tapi oleh penerbit yang menerjemahkannya diberi sub-judul "Mukjizat Berpikir Positif".
Tentu saja, nasihat tentang pentingnya berpikir positif sudah teramat sering didengungkan. Jadi, apa kelebihan buku ini, yang mengangkat "kembali" nilai yang sudah "klise" itu? Sehingga, sampai-sampai, menjadi salah satu buku "Top 5 Best Seller" di Amazon.com, dibedah di acara Oprah (Winfrey) Show dan di Indonesia selalu dikutip oleh para motivator dalam berbagai presentasi mereka?
Salah satunya, tak lain kreativitas Rhonda Byrne dalam mengemas nasihatnya. Ia tidak menggurui pembaca dengan memaparkan ilmu, trik, jurus-jurus dan aneka tips yang berkaitan dengan tema yang hendak disampaikannya. Melainkan, seperti tersirat dari judulnya, ia mengambil langkah agak memutar dengan mengungkapkan rahasia orang-orang sukses di masa lalu. Byrne berangkat dari premis bahwa orang-orang sukses di seluruh dunia telah memahami dan menerapkan hukum-hukum alam, terutama hukum tarik-menarik yang dianggap sebagai hukum terkuat di alam semesta.
Layaknya sebuah forum diskusi panel, dalam buku ini Byrne mengumpulkan 24 pembicara untuk mengupas hukum tarik-menarik tersebut sebagai sebuah rahasia besar yang perlu diketahui oleh siapa pun yang ingin sukses. Para pembicara yang dipilih terentang dari beragam latar belakang, dari psikolog, ahli metafisika, pakar fengshui, pengusaha, filsuf, fisikawan kuantum hingga dokter spesialis syaraf. Di antara mereka ada beberapa nama yang tak asing bagi pembaca di Indonesia, misalnya Jack Canfield yang menulis Chicken Soup for the Soul dan The Success Principles.
Pendapat-pendapat mereka tentang rahasia sukses tersebut dikemas oleh Byrne sedemikian rupa dan disajikan dalam kutipan-kutipan ringkas, sehingga menarik dan tidak membosankan. Kutipan-kutipan itu dimunculkan berselang-seling di sela-sela narasi Byrne sendiri. Diawali dengan bab "Cara Menggunakan Rahasia", Byrne kemudian membagi pembahasannya dalam 6 bagian yang masing-masing mewakili rahasia besar, yakni Rahasia Uang, Rahasia Relasi, Rahasia Kesehatan, Rahasia Dunia, Rahasia Anda dan Rahasia Kehidupan.
Buku ini pada dasarnya dibangun dari argumen bahwa hukum tarik-menarik mutlak dan otomatis bekerja pada setiap manusia, dipercayai atau tidak, dipahami atau tidak. Masih ingat salah satu "ajaran" yang paling populer dari novel Sang Alkemis karya Paulo Coelhoe yang kemudian dibahasakan oleh fisikawan kita, Johanes Surya dengan istilah "mestakung" alias semesta mendukung? Nah, kira-kira seperti itu pulalah prinsip yang mendasari buku setebal 232 halaman ini. Yakni, ketika seseorang memikirkan hal-hal yang diinginkan, dan memfokuskan semua niat di kepalanya, maka --dengan dukungan semesta-- dia akan memperolehnya.
Menurut buku ini, hukum tarik-menarik menempatkan setiap orang sebagai magnet yang bisa menarik segala sesuatu dari luar. Pikiran juga bersifat magnetis, sehingga ketika seseorang memikirkan sesuatu, pada saat yang sama ia menarik sesuatu itu ke dalam dirinya. Di sinilah tampak relevansi pesan untuk selalu berpikir positif, dan dengan demikian tampak pula buku ini sebenarnya mengingatkan kembali pada pelajaran tentang mind power yang sudah banyak dibahas oleh para ahli. Byrne merangkum dan meramu unsur-unsur yang sebenarnya sedikit banyak sudah pernah kita baca atau pelajari, dan menyajikannya dengan cara bertutur yang kreatif sehingga lebih mudah dipahami.
Lebih-lebih, ia menghadirkan ilmuwan alam untuk memperkuat argumennya tentang cara kerja hukum tarik-menarik pada manusia, sehingga semuanya jadi tampak meyakinkan, serba masuk akal dan "ilmiah". Misalnya, dengan menghadirkan fisikawan kuantum Fred Alan Wolf, Byrne "membawa-bawa" fisika kuantum untuk meyakinkan pembacanya. Simak bagian yang dikutip dari sang fisikawan: Saya tidak berbicara tentang pikiran yang muluk atau kegilaan khalayan. Saya berbicara dari pengertian yang lebih mendalam dan mendasar. Fisika kuantum sungguh-sungguh menunjukkan pada penemuan ini...
Harus diakui, buku ini memang kreatif, cerdas dan menarik. Namun, pada sisi lain, laris dan hebohnya buku ini sebenarnya menunjukkan bahwa sebagian dari kita cenderung telah kecanduan untuk selalu dimotivasi dengan kalimat-kalimat yang hebat. Betapa pun, kalimat-kalimat itu sebenarnya sudah berulang kita dengar atau baca dari orang lain atau buku-buku motivasi yang kini berjejal di rak kita.

MYdREAMS Come true


LOndon, August 2012: MELDAWATI from Indonesia, gold medallist in the badminton women's singles, in action during the Games of the XXIX Olympiad.

Selasa, 28 Oktober 2008

aku ingin tubuhku tinggi

yupzzzzzzz
that's I WANT
i beloieve what the secret say
whatever we want lets think it and time will make it comes true
think and think
I WANT TO BE A TALL,SLIM AND PERFECT GIRL